Selasa, 24 Maret 2015

Ujungkulon National Park





Ujungkulon National Park is habitat and protective place for a number of rare animals that threatenead with extinction. One of them is Badak Jawa (Rhinoceros Sondaicus) along with hundreds species of rare flora and fauna. Were declared by UNESCO, as World Natural Heritage Site. This area consists of Handeuleum Island, Peucang Island, Panaitan Island, North Honje Mountain and Jaya Park with total area 136,655 ha.

Sumber: https://humaspdg.wordpress.com

Wisata Pulau Liwungan di Pandeglang



PANDEGLANG – Pulau Liwungan, Pulau seluas ± 50 hektare yang berlokasi dekat Tanjung Lesung ini tak hanya menawarkan panorama alamnya yang indah, namun juga keaslian dan ‘keperawanan’ pulaunya masih sangat terjaga. Dengan kondisi pantai karang dan berbatu. Di pulau yang berarti kaliwungan atau dikelilingi gunung itu, turis umumnya senang memancing dan menyelam.

Tak hanya itu, Pulau Liwungan juga memiliki hutan mangrove, memiliki biota air padang lamun, dan beragam spesies terumbu karang. Akses menuju pulau ini sekitar setengah sampai satu jam penyeberangan dari pelabuhan kecil di Panimbang. Pulau liwungan tidak memiliki dermaga, sehingga untuk berlabuhnya kapal hanya menarik tali ke daratan sehingga menjadi keunikan tersendiri.

Saat sampai di Pulau yang pernah menjadi lokasi syuting film ‘Pulau Hantu’ ini udara khas pantai terasa membelai Anda dengan halus. Halusnya pasir yang berpadu dengan karang kecil juga menggelitik telapak kaki Anda. Pengunjung Pulau Liwungan juga tidak ramai, sehingga cocok menjadi alternatif berpiknik bersama keluarga, teman, atau sahabat. Sejenak melupakan hiruk pikuk kehidupan kota.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id

Senin, 23 Maret 2015

Pembuat Logo Pemkab Pandeglang Layak Diapresiasi

Ketua Forum  Komunikasi Lembaga Swadaya Masyarakat Pandeglang, Aap Aptadi meminta pemerintah daerah agar memberikan apresiasi kepada tokoh perintis dan pembuat logo Kabupaten Pandeglang.

Logo pemerintah daerah terdiri dari lambang laut, padi, kapas dan badak bercula satu menjadi bagian dari icont Pandeglang. Logo tersebut juga bagian dari kekayaan budaya dan karakter kehidupan masyarakat.

“Saya melihat pemerintah seperti melupakan sejarah soal logo pemerintah daerah. Buktinya, setiap hari jadi Kabupaten Pandeglang tidak pernah ada penghargaan kepada tokoh yang merancang, merintis dan membuat logo Pemkab,” kata Aap kepada Kabar Banten,  Minggu (8/3/2015)  menyikapi soal pentingnya menghargai tokoh yang sudah membuat karya berupa logo pemerintah daerah.

Aap mengaku ingat ada sejumlah saksi warga Pandeglang yang mengetahui tokoh pembuat logo pemerintah. Sejumlah saksi tersebut antara lain Askar Priayi  pensiunan dinas pertaanian, warga Kebon Cau, Pandeglang.  Kujen Mustopa, pensiunan kepala sekolah,  warga Cadasari, dan Idi Saipudin, pensiunan guru sekolah teknik warga Pandeglang.

Aap berharap nama-nama tokoh yang merancang sampai terbentuknya logo pemerintah bisa diklarifikasi kepada para saksi. Bentuk penghargaan dan apresiasi tersebut sangat penting, sebab mereka bisa dikategorikan sebagai bapak pembangunan daerah.

Sumber: http://kabar-banten.com

Mahasiswa Sosialisasikan UMKM dan Koperasi

 Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Bina Bangsa Serang mengadakan sosialisasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi, di Kelurahan/Kec/Kab. Pandeglang.

Sosialisasi ini merupakan program kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) kelompok 7 yang diketuai Drnar dengan Dosen Pembimbing Yayan Mulyanto. Sosialisasi ini mendatangkan narasumber dari Dinas Koperasi Perindsudtrian dan Perdagangan Kab. Pandeglang yang diwakili Kasi Pemberdayaan Koperasi Rafiudin, dan Ahli Manajemen Dr. Ade Jaya Sutisna, serta Lurah Pandeglang Rd. Efi Saepudin.

Kasi Pemberdayaan Koperasi Rafiudin berharap Sosialisasi tidak hanya satu kali, tetapi bisa berlanjut. Salah satu contoh yang sudah ada di antaranya kelompok Gema Seri yatitu Gerakan Menabung Seribu Sehari.

Sedangakan Ade Jaya Sutisna berharap dengan adanya sosialisasi UKM dan koperasi yang dilakukan Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) STIE Bina Bangsa para akademisi termasuk mahasiswa bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan perkonomian warga. Hal itu sejalan dengan program pemerintah di mana telah digulirkan akan tetapai banyak yang belum tahu. Dan yang paling penting bisa mengubah pola pikir masyarakat yang dulu hanya mendapat bantuan.

Lurah Pandeglang Rd. Efi Saepudin, adanya Sosialisasi UMKM dan Koperasi yang diadakan oleh mahasiswa KKM STIE Bina Bangsa menyambut baik dan merasa senang, mengingat program UMKM dan Koperasi ini merupakan program pemerintah yang mesti diberikan pemahaman kepada masyarakat.

Sumber: http://kabar-banten.com

Infrastruktur Pandeglang Dikucuri Rp 250 Miliar

PANDEGLANG,. Sekretaris Komisi IV DPRD Pandeglang, Toni Mukson, mengatakan Pandeglang mendapatkan kucuran dana Rp 250 miliar dari APBD Banten untuk pembangunan jalan Saketi, Banjarsari hingga Malingping.

“Dari delapan kabupaten/ kota se-Banten, Pandeglang cukup terbesar mendapatkan bantuan infrastruktur dari APBD Provinsi, termasuk bantuan pembangunan reguler atau rutin dari provinsi,” kata Toni Mukson, Selasa (10/3/2015).

Ia menyatakan, Kabupaten Pandeglang juga mendapatkan bantuan anggaran dari APBN cukup besar tahun ini. Bantuan tersebut untuk pembangunan jalan di wilayah Banten selatan, antara lain jalan Pandeglang selatan.

Bantuan lebih dari Rp 600 miliar itu berasal dari Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dana sebesar itu untuk membiayai sejumlah proyek yang tersebar di sejumlah titik mulai dari jalur Labuan, Torogong, Bayah sampai Cibareno, Kabupaten Lebak.

Sementara untuk bantuan pembangunan reguler dari APBD Provinsi meliputi pembangunan ruas jalan Ciatel sepanjang 1,1 kilometer. Kemudian, pembangunan jalan Mengger-Manlawangi, Tanjung Lesung- Sumur

Sumber: http://kabar-banten.com

Sabtu, 21 Maret 2015

Tau Tidak Pandeglang Tempo Dulu?


Presiden Soekarno sedang menerima hadiah barang kerajinan tangan dari penduduk Pandeglang, 1951. Dipenra JB No. 5101/118


Jembatan kereta api di Pandeglang sedang diuji cobakan dengan menggunakan lokomotif, 1904.

Bangunan Bank I.M.A Banten Pusat di Pandeglang, pendirian bank ini atas inisiatif ex. Majoor Sjachra. Pejuang-pejuang gerilya mempunyai andil dalam pendirian Bank I.M.A, Maret 1958.


Sketsa figuratif Pandeglang Karesidenan Banten, tampak perkebunan kopi dengan gudang kopi dan rumah tinggal pengawas perkebunan, tanpa tanggal. De haan No. B.22


Pameran kerajinan bunga oleh organisasi wanita GOW (Gabungan Organisasi Wanita) Kabupaten Pandeglang, Maret 1958. Dipenra JB No. 5802/044


Camat Pandeglang Achmad Zis menerima panji kehormatan bergilir mengenai perlombaan pembangunan Kecamatan, Maret 1958. Dipenra JB No. 5802/038


Hari Ulang Tahun PPI (Pemuda Puteri Indonesia) cabang Pandeglang, Ketua PPI N. Hafsah sedang berpidato, Maret 1958. Dipenra JB No. 5802/041


Lambang kota Pandeglang. Gemeente Wapen Pandeglang No. 7


Pemilihan Umum untuk konstituante di Pandeglang, para petugas sedang memperhatikan amanat ketua PPS (Panitia Pemungutan Suara), 15 Desember 1955 Dipenra JB No. 5502/896


Kereta api membawa 1500 penumpang emigran asal Jawa ke Banten.


Pembangunan jalan kereta api dengan tiang penyangga yang dibangun di dasar jurang, Rangkasbitung, Labuan.


Pos penjagaan kereta api, tampak seorang petugas sedang menggerakkan alat untuk memindahkan rel kereta api, di Anyer. KIT JB No.. 0036/035

Sumber: https://humaspdg.wordpress.com

Pantai Umang Kabupaten Pandeglang


Tempat eksotik yang menawarkan pengalaman berwisata di sebuah pulau yang sangat indah terletak di kecamatan Sumur Kabupaten Pandeglang รข€“ Banten. Lokasinya terletak di Zona aman di jantung teluk sepanjang 80 km, menciptakan pemandangan yang sangat indah dan dramatis dengan perbukitan dan gunung di timur – selatan, sangat kontras dengan laut lepas di barat รข€“ utara dengan suasana yang sangat spektakuler.
Diareal pulau dapat disaksikan hamparan pasir putih yang memikat yang dihiasi dengan kehidupan biota lautnyaร‚  seperti kerang laut, ikan-ikan dll. Paket-paket wisata yang dikemas sangat istimewa dan lengkap yang dipandu secara professional, fun dan aman menyuguhkan Aktivitas dan fasilitas wisata menarik, resort hotel bertaraf internasional, Snorkeling, Fishing, Banana boat, Jet Ski, Family outbound, Trip to Pulau Oar, Leisure Spa, dll. Pulau Umang dapat ditempuh dengan Jarak ร‚± 183 km dari Jakarta atau 4,5 Jam melalui jalur Jakarta – Serang (Tol Jakarta-Merak) -Pandeglang-Panimbang-Cibaliung-Sumur.
Pulau Umang – Berlibur ke pulau untuk menikmati panorama, deru ombak, dan semilir angin tentu sangat menyegarkan. Di ujung Banten, ada Pulau Umang yang menawarkan berjuta pesona keindahan, seperti panorama pantai yang indah, pasir putih, olahraga pantai, penginapan yang nyaman, dan santapan yang lezat. Pulau Umang yang berada di Provinsi Banten sengaja dijadikan tempat wisata. Pulau ini memiliki pasir putih, air laut yang jernih dan berbagai fasilitas yang bisa memanjakan Anda. Untuk mencapainya, Anda harus menyusuri jalan darat yang cukup panjang menuju daerah Sumur, sekitar 183 km dari Jakarta lewat Pandeglang dengan waktu tempuh kurang lebih 6 jam. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan menyeberang laut menggunakan speedboat menuju Pulau Umang, dengan waktu tempuh hanya 5 menit.
Wisata Pulau Umang – Ada dua rute perjalanan darat yang bisa Anda lewati, yaitu untuk rute pertama lewat Tol Kebun Jeruk-Merak, keluar di Serang Timur (km 71), lantas mengikuti jalan Pandeglang sampai Labuan, kemudian menuju Taragong-Citeurup-Cigeulis-Cibaliung-Cimanggu dan akhirnya sampai di Sumur. Rute kedua Anda bisa melalui Tol Kebun Jeruk-Merak, keluar di Cilegon Barat, lantas mengikuti Anyer-Carita sampai bertemu lagi dengan Labuan, kemudian mengikuti jalur yang sama dengan rute pertama sampai ke Sumur. Banyak kegiatan yang bisa dilakukan di pulau ini, seperti snorkeling, bermain jet ski dan banana boat, atau hanya sekedar duduk di pantai menikmati semilir angin dan deburan ombak. Pasir pantai Pulau Umang sangat bersih dan putih. Masih banyak karang-karang dan ganggang di tepiannya.
Paket Wisata Pulau Umang – Jika bermain di tepi pantai, Anda bisa melihat banyak ikan-ikan kecil asyik berenang dan keramba-keramba milik nelayan. Untuk pengunjung yang membawa anak-anak, pengelola pulau telah mempersiapkan taman bermain bertema outbond dan kolam renang khusus anak-anak yang menghadap laut lepas. Tidak hanya itu, pengunjung juga bisa memanfaatkan tepi pantai yang luas untuk bermain bola atau voli pantai. Setelah lelah bermain seharian, saatnya memanjakan perut dengan hidangan lezat khas Pulau Umang, yaitu aneka seafood. Makanan khas pulau ini adalah ikan kakap merah dan kerapu. Tapi jangan kuatir, untuk Anda yang tidak menyukai hidangan seafood, restoran di Pulau Umang juga menyediakan aneka olahan daging dan penganan lainnya yang siap mengisi penuh perut Anda.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id

Padingdang Pandeglangan


Padingdang Pandeglangan merupakan salah satu Kesenian hasil dari kolaborasi Rampak Bedug Pandeglang dengan kendang pencak, tarian Saman, teriakan Beluk, lagu-lagu buhun gendereh, tarian pencak silat, angklung dodod dan jenis seni tradisi lainnya. Yang ditata sesuai kebutuhan paket pertunjukan modern di dalamnya terdapat pola tabuhan perkusi melalui Waditera Bedug, Kendang, dan terbang yang terbalutร‚  rapihร‚  aransemen musik dan melodi vocal Saman, Beluk dan Sholawatan terbang tandak serta lengkingan terompet pencak.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id

Debus

Seni Pertunjukkan ini merupakan kesenian yang sangat populer di Provinsi Banten, karena hampir ada dan tumbuh berkembang dengan baik di tiap peloksok daerah di Banten, termasuk Pandeglang. Sehingga Debus dapat dikatakan sebagai seni pertunjukkan ciri khas Banten, Walaupun, Debusร‚  terdapat pula di daerah lain, seperti Garut,Bandung, bahkan di Aceh sekalipun.

Permainan Debus merupakan seni pencak silat yang berhubungan dengan ilmu kekebalan sebagai refleksi sikap masyarakat Banten untuk mempertahankan diri. Kesenian tradisional yang dikombinasi dengan seni tari, seni suara dan seni kebatinan ini bernuansa magis.

Debus adalah seni pertunjukan yang memperlihatkan permainan kekebalan tubuh terhadap pukulan, tusukan, dan tebasan benda tajam. Dalam permainannya, Debus banyak menampilkan atraksi kekebalan tubuh sesuai dengan keinginan pemainnya. Pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa sekitar abad ke-17 (1651-1652), Debus difokuskan sebagai alat untuk membangkitkan semangat para pejuang dalam melawan penjajah. Pada perkembangan selanjutnya, debus menjadi salah satu bagian dari ragam seni budaya masyarakat Banten sehingga kesenian ini banyak digemari oleh masyarakat sebagai hiburan yang langka dan menarik.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id

Asal Mula Nama Pandeglang

Nama Pandeglang yang sekarang digunakan ini baik sebagai Ibu Kota Kabupaten maupun sebagai nama Kabupaten hal ini ada beberapa pendapat antara lain :

-  Pandeglang yang berasal dari kata “Pandai Gelang” yang artinya orang tukang atau tempat menempa gelang. Pendapat ini terutama dikaitkan dengan legenda Si AMUK yang konon kabarnya pada Zaman Kesultanan Banten, di Desa Kadupandak ada seorang tukang Pandai (tukang besi) yang termasyur pandai.

-  Sultan Banten yang memerintah pada waktu itu menyuruh tukang pandai besa di desa tersebut untuk membuat gelang meriam yang bernama si AMUK, karena di daerah lain tukang pandai besi tidak ada yang sanggup untuk membuatnya. Oleh karena pandai besi tersebut berhasil membuatnya maka daerah Kadupandak dan sekitarnya disebut orang Pandeglang yang selanjutnya berkembang menjadi salah satu distrik di Kabupaten Serang;

-  Pandeglang berasal dari kata “Paneglaan” yang artinya tempat melihat ke daerah lain dengan jelas. Hal ini seperti dikemukakan dalam salah satu Buku “Pandeglang itu asal dari kata Paneglaan, tempat melihat ke mana-mana”. Sedikit kita nanjak ke pasir, maka terdapat sebuah kampung namanya “Sanghiyang Herang” patilasan orang dahulu, awas (negla) melihat kemana-mana yaitu “Pandeglang sekarang”.

-  Pandeglang berasal dari kata “Pani-Gelang” yang artinya “tepung gelang”. Pada Tahun 1527 Banten jatuh seluruhnya ke tangan Syarif Hidayatullah yang kemudian diperkuat untuk kepentingan perdagangan.


Sumber: https://humaspdg.wordpress.com

Pesona Rampak Bedug dan Tari Silat Khas Pandeglang Memperkenalkan Seni Budaya Melalui ISPC 2013


Di Sub Camp Kampung Domba setiap hari mereka peserta International Scout Peace Camp (ISPC) berkesempatan untuk mempelajari Rampak Bedug dan Silat, yang merupakan kesenian khas Pandeglang. Semua peserta ISPC tampak sangat bersemangat mengikuti setiap tahap yang diajarkan oleh Sanggar Siliwangi Macan Tutul.

Rampak Bedug merupakan salah satu kesenian khas Pandeglang yang biasa ditampilkan pada acara penyambutan atau acara adat Islami. Bedug yang digunakan dalam Rampak Bedug terbuat dari kulit kerbau dan kayu kelapa. Penampilan Rampak Bedug bisa dikolaborasikan dengan solawat badar atau juga tari-tarian.

Menurut Pemimpin Sanggar Siliwangi Macan Tutul, Thobriansyah, zaman dahulu Rampak Bedug hanya ditampilkan sekali dalam setahun, yaitu saat bulan ramadhan. Konon katanya, masyarakat Pandeglang pada zaman dulu sering ngadu bedug antar kampung, namun hal ini hanya membawa kericuhan saja antar mereka karena sering kali berakhir dengan pertengkaran.

Kemudian seorang seniman berinisiatif untuk melestarikan tradisi nabuh bedug ini sebagai kesenian khas Pandeglang. Mulai saat itu lah, banyak kolaborasi yang terjadi dalam Rampak Bedug, ujar Thobriansyah.

Terdapat sekitar 5 bedug yang digunakan untuk melatih para peserta. Semua bedug ditabuh secara bersamaan, sehingga mengeluarkan suara yang sangat meriah. Cara menabuhnya pun disertai dengan gerakan-gerakan yang mirip dengan Tari Silat. Nah, apa itu Tari Silat?

Tari Silat juga merupakan salah satu kesenian khas Pandeglang, yang juga diajarkan kepada para peserta ISPC. Peserta ISPC berkesempatan untuk mempelajari tiga jurus Tari Silat; Tepak Dua (terdiri dari delapan gerakan), Tepak Tiga (terdiri dari empat gerakan), dan Padundung (terdiri dari enam belas gerakan).

Jumri Al-Parizi, salah satu pelatih Tari Silat, berkata “Asik. Seneng banget. Semua bisa nangkep gerakan dengan cepat”, ketika ditanyakan kesannya setelah mengajarkan Tari Silat. Pelatih yang telah mempelajari Tari Silat sejak di bangku Sekolah Dasar menunjukkan rasa bangga dan senangnya bisa bergabung dengan para peserta mengajarkan Tari Silat, sebagai salah satu bentuk pelestarian kebudayaan Pandeglang.

“Kepada para peserta yang sudah saya ajarkan Tari Silat, mohon gerakkannya terus diingat, diamalkan. Walaupun hanya sedikit, tapi itu merupakan kenang-kenangan dari saya”, begitulah pesannya kepada para peserta ISPC.

Apakah para peserta ISPC di sub-camp Kampung Domba masih mengingat apa yang telah mereka pelajari? Mari kita saksikan penampilan mereka pada malam hari ini dalam acara Cultural Performances from Sub-camp.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id

Budaya Pesta Rakyat Rengkong

 Kampung Paniis, Desa Tamanjaya, Kecamatan Sumur, yang terletak di daerah pesisir pantai menyimpan pesona terpendam. Pesta Rengkong, biasanya diadakan sebagai penanda musim tanam padi.
Pesta Rengkong diadakan setiap tahun sekali atau pada saat tanaman padi mereka terserang penyakit. Tapi sudah hampir setelah 15 tahun, tradisi kesenian dan budaya ini baru digelar lagi, karena hampir dilupakan orang.

Dalam tradisi ini, ada dua tumpeng yang biasanya ditanam, satu tumpeng ditanam di dekat sumber mata air, dan satu lagi ditanam di area lapangan terbuka yang dianggap sebagai simbol sedekah atas apa yang telah didapatkan dari alam. Rengkong, adalah sebuah alat yang terbuat dari bambu dengan panjang sekitar 1,5 meter. Kedua ujung bambu, kemudian diberi beban berupa karung yang berisi pasir pantai dan diikat dengan tali injuk pada kedua ujungnya. Di setiap ujung bambunya, kemudian dihias dengan kertas “wajit” berwarna warni. Saat bambu ini mulai dipikul, dan digoyang-goyang oleh pembawanya, maka terciptalah bunyi bunyian yang cukup unik,

 Sebelum rengkong-rengkong ini dibawa keliling kampung, puluhan ibu-ibu dengan “alu” (penumbuk padi), berbaris mengelili lesung (alas penumbuk padi). Mereka memukulkan alu-alu tersebut sehingga menciptakan irama yang khas, seperti rentetan nada dan menciptakan lagu.

Diiringi oleh gendang dan gong, ditambah suara pukulan alu, maka para pembawa rengkong itu, kemudian menari mengitari ibu-ibu yang menumbuk padi.

Tarian, irama gendang dan gong serta nyanyian khas ini, semakin menambah semangat pembawa rengkong, disela-sela gerakannya, terkadang para pembawa rengkong ini berteriak-teriak untuk menyemangati pembawa rengkong lainnya. Ini dilakukan selama kurang lebih 30 menit.

Sumber: http://www.kaskus.co.id

Mengenal lebih dekat Kesenian Dzikir Saman


Dzikir Saman disebut juga Dzikir Maulud yaitu kesenian tradisional rakyat Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu (vokal) dan syair-syair yang dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW. Berdasarkan literatur disebut Dzikir Saman karena berkaitanarti Saman yaitu Delapan dan dicetuskan pertama kali oleh Syech Saman dari Aceh.

Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Maulud, namun pada perkembangan selanjutnya dapat pula dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan atau selametan rumah.

Pemain Dzikir Saman berjumlah antara 26 sampai dengan 46 orang. 2 sampai 4 orang sebagai vokalis yang membacakan syair-syair Kitab “Berjanji:, sementara 20 sampai 40 orang yang semuanya laki-laki mengimbangi lengikngan suara vokalis dengan saling bersahutan bersama (koor) sebagai alok.
Pola permainan seni Dzikir Saman dilakukan sehari penuh dengan tiga Babakan, yaitu: Babakan Dzikir, Babakan Asroqol, dan Babakan Saman.

Sumber: https://humaspdg.wordpress.com

Jumat, 20 Maret 2015

Inilah Curug Gendang Pandeglang


Curug Gendang adalah sebuah obyek wisata alam yang berupa air terjun. Obyek wisata Curug Gendang yang terletak di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, Banten ini mempunyai luas sekitar 10 meter persegi dengan kedalaman air 13 meter dan tinggi air terjun nya mencapai 7 meter. Dahulu Curug Gendang ini bernama Citajur, namun karena jatuhnya air mirip seperti suara tambur atau gendang, maka oleh penduduk setempat diganti namanya menjadi Curug Gendang. 

Dari Jl. Raya Pantai Carita jaraknya sekitar 2 kilometer. Jika ingin ke sana, maka setelah sampai di areal parkir obyek wisata Curug Gendang ini, di teruskan dengan berjalan kaki sekitar satu kilometer. Perjalanan menuju  lokasi air terjun curug gendang cukup “menantang” karena harus menyusuri jalan setapak yang berliku, menanjak dan di sekitarnya banyak bebatuan yang cukup licin. Namun, sambil berjalan menyusuri jalan setapak ini pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan yang kaya akan flora dan fauna.

Setelah sampai di lokasi air terjun curug gendang, pengunjung dapat mendengarkan suara air terjun yang mirip gendang sambil berendam atau bahkan mandi. Airnya yang dingin dan menyejukkan dapat menghilangkan rasa pegal atau lelah setelah berjalan turun-naik bukit. Dan, apabila sedang beruntung, dapat pula menyaksikan atraksi terjun bebas dari atas curug yang dilakukan oleh anak-anak yang tinggal di desa-desa sekitar Curug Gendang. Bagi pengunjung yang ingin merasakan keindahan suara gemericik air pada malam hari, di sekitar lokasi air terjun juga tersedia areal untuk berkemah dengan hanya membayar beberapa lembar puluhan ribu per orang untuk satu malam. Dan, bagi pengunjung yang ingin melihat tempat wisata yang lain, sekitar 3,5 km dari Curug Gendang terdapat taman wisata alam Carita yang meliputi hutan lindung, hutan tanaman dan pantai seluas 95 ha.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Keindahan Curug Putri




Wisata Alam, ditengah makin meningkatnya pemanasan global serta tercemarnya alam kita oleh polusi. Semakin menurun juga jumlah wisata alam yang indah. Dan tentunya ini sangat memperhihatinkan, karena Indoesia ini terkenal dengan alamnya yang subur makmur. Tentunya wisata alam kita juga harus kita jaga baik-baik dengan cara menjaga kelestarian lingkungan kita. Jika para tulisan sebelumnya kita banyak membahas tempat-tempat wisata sejarahseperti Museum Fatahillah, Museum Nasional Indonesia, serta Museum Wayang. Dan tidak ketinggalan juga wisata keluarga seperti Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, dan lain-lain. Kali ini kita akan kembali lagi ke alam untuk membahas salah satu tempat wisata alam Di Provinsi Banten tepatnya di Kabupaten Pandeglang yaitu Air Terjun Curug Putri.

Curug Putri ini adalah salah satu obyek wisata yang terletak disekitar puncak pegunungan Pulosari. Tepatnya di Desa Cilentung, kecamatan Pulosari, kabupaten Pandeglang – Banten. Curug sendiri yang dalam bahasa Indonesia adalah air terjun. Letak Curug Putri yang berada di dataran tinggi ini membuat objek wisata air terjun Curug Putri ini cocok sekali untuk para wisatawan atau traveller yang senang hiking, tracking, atau bersepeda. Karena untuk menuju lokasi air terjun, kita harus melewati jalan yang membutuhkan stamina dan kondisi fisik yang prima. Tanjakan serta jalan yang berliku menjadi santapan para wisatawan yang ingin mengunjungi tempat wisata yang satu ini. Tapi kita tidak perlu khawatir, karena di Jalan menuju Air Terjun Curug Putri dihiasi dengan pemandangan indah. Hamparan hutan tropis pegunungan pulosari akan menjadi teman setia para wisatawan di perjalanan.

Selain untuk liburan, tempat wisata ini juga cocok untuk kita yang hobi fotografi. Karena spot di sekitar air terjun sangat indah sekali. Sayang sekali jika kita melewatkannya.
Jika sudah puas bermain dan berfoto di air terjun Curug Putri. Kita bisa melanjutkan ekspedisi kita menuju Kawah Pulosari yang letaknya sekitar 800 meter dari air terjun. Jika belum cukup, di pegunungan pulosari juga terdapat sumber air panas yang bisa kita gunakan untuk mandi dan berendam. Karena konon katanya air panas di pegunungan pulosari ini dapat menyembuhkan penyaki kulit.

Untuk menuju Air Terjun Curug Putri ini kita bisa melakukan perjalanan dari Kota Pandeglang. Buat para wisatawan yang datang dari Jakarta. Bisa melalui tol Jakarta – Merak. Dan keluar di pintu tol Serang dan melanjutkan perjalanan ke kota Pandeglang. Dari kota Pandeglang tinggal mengikuti rute Kota Pandeglang – Mengger – Mandalawangi – Cilentung – Curug Putri. Sampai deh, kita sudah bisa menikmati keindahan Air Terjun Curug Putri. Jadi tunggu apa lagi sobat, segera persiapkan liburan untuk mengunjungi Curug Putri. Selamat berwisata,

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Indahnya Curug Sawer


Kecamatan Cigeulis merupakan salah satu bagian dari wilayah administratif Kabupaten Pandeglang, keberadaan  Kecamatan Cigeulis tidak begitu populer di kalangan wisatawan lokal maupun wisatawan domestik, wilayah kecamatan Cigeulis merupakan wilayah yang dijadikan jalur lalu lintas wisata Pulau Umang dan Pantai Ciputih.
Curug Sawer terdiri dari dua air terjun, satu bernama Curug Lalakina yang berada di bagian atas dengan ketinggiannya mencapai 25 m, sedangkan yang berada dibagian bawah adalah Curug Bikang yang ketinggiannya sekitar 7 meter.  Di bagian bawah permukaan air Curug Bikang terdapat gua bawah air yang panjangnya mencapai 8 km dan berujung di daerah Muara daerah Babakan Nangka. Curug Sawer banyak menyimpan mitos tradisional, terutama di bagian Curug Bikang, konon di curug ini bersemayam buaya putih yang menjaga keperawanan Curug Bikang dari pengaruh ulah kotor manusia.  Buaya ini selalu menampakan diri sebagai kakek tua jika bulan purnama tiba.
Terletak di Kecamatan Cigeulis, Kabupaten Pandeglang, Propinsi Banten.
Berjarak kurang dari 1 km dari pusat kecamatan Cigeulis dan dapat ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 10 menit atau berkendara dengan sepeda motor.
Wisata Cigeulis kurang begitu berkembang dan banyak sekali potensi wisata Kecamatan Cigeulis yang belum dikembangkan, padahal potensi wisata alam Cigeulis begitu besar dan menjanjikan dari segi ekonomi dan budaya, salah satunya adalahh wisata alam Curug Sawer yang terletak kurang dari 1 KM dari pusat Kecamatan Cigeulis, kita dapat ke lokasi dengan berjalan kaki kurang lebih 10 menit dan dapat pula dengan mengendarai sepeda motor. 
Ironis memang potensi wisata alam yang begitu besar tidak terkembangkan secara maksimal padahal lokasinya hanya 10 menit dengan berjalan kaki, oleh karena itu Penerbit memiliki tanggungjawab  untuk mempublikasikan potensi wisata alam Cigeulis, semoga rekomendasi ini, anda berniat mengunjungi wisata alam Curug Sawer. 
Curug Sawer begitu indah dan perkasa, dinamakan Curug Sawer karena pancoran dan jangkauan air jeramnya seperti hujan, sehingga masyarakat sekitar menyebutnya dengan sebutan Curug Sawer (air yang selalu menyawer), Curug Sawer terdiri dari dua air terjun, satu bernama air terjun (Curug. sebutan orang Sunda Banten Selatan) curug Lalakina yang berada di bagian atas dengan ketinggiannya mencapai 25M, sedangkan yang berada dibagian bawah adalah Curug Bikang yang ketinggiannya sekitar 7 meter. Curug Sawer banyak menyimpan mitos tradisional, terutama di bagian Curug Bikang, konon di Curug ini bersemayam buaya putih yang menjaga keperawanan Curug Bikang dari pengaruh ulah kotor manusia, buaya selalau menampakan diri sebagai kakek tua jika bulan purnama tiba, dan juga di bagian bawah permukaan air Curug Bikang terdapat gua bawah air yang panjangnya mencapai 8 KM dan berujung di daerah Muara daerah Babakan Nangka. cerita tersebut merupakan cerita masyrakat sekitar yang turun temurun dari kokolot.
Tempat ini pula sering dijadikan sebagai tempat bersemedi terutama di bagian batu datar yang tertutup semak belukar di Curug Lalaki dan ada pula yang bersemedi di atas Curug Bikangnya. Kepercayaan mistis dan keindahannya, gemericik airnya melengkapi potensi Curug Sawer menjadi daerah Wisata yang potensial di kecamatan Cigeulis. Sekilas informasi yang penerbit informasikan semoga cerita dan keindahannya menjadi inspirasi anda untuk mengunjungi wisata alam Curug Sawer,  semoga informasi ini bermanfaat bagio anda dan selamat berpetualang.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Yuk Berkunjung ke Situ Cikedal nan indah


Terletak di Desa Babakan Lor, Kecamatan Cikedal, Kabupaten Pandeglang. situ ini merupakan salah satu tempat wisata yang masih terjaga keasriannya, airnya yang tenang dan angin yang sejuk akan membuat anda betah. Selain bisa memandangi keindahan situ ini anda juga bisa memancing ikan, makanya yuk berkunjung ke situ Cikedal Pandeglang.

Merupakan tempat wisata alam berupa danau atau situ, yang indah dan nyaman dengan latar belakang panorama alam sebagai wahana rekreasi keluarga. Ditengah - tengahnya terdapat sebuah taman yang berfungsi sebagai agro wisata seluas sekitar 1,5 Ha. Akan dibangun pula berbagai fasilitas olahraga air lainya.

Manfaat dari danau ini antara lain : Memperbaiki fungsi dari sungai Cidanau, Ciujung Cidurian, Pelestarian Sumber Air/ Konswervasi air, sebagai sumber air irigasi, sebagai sumber baku masyarakat setempat, menambah penghasilan masyarakat melalui budidaya perikanan air tawar, melestarikan lingkungan dan pengembangan pariwisata.

Rumah Makan Bu Entin "Ngenah Euy"


Anda tergolong penggila seafood? Kerinduan akan seafood segar dijamin terobati di rumah makan yang ini. Ada otak-otak yang lezat, udang segar yang manis, cumi empuk, dan ikan bakar yang dijamin bakal menggoyang lidah. Semuanya disajikan serba segar dan panas mengepul!

Di seputaran pantai Carita memang tak pernah kehabisan restoran atau rumah makan yang menyajikan menu seafood. Tetapi ada sebuah rumah makan yang tak pernah saya lewatkan jika datang ke sini. Namanya Rumah Makan Bu Entin, letaknya tidak persis di Carita melainkan di sebelah selatan pantai Carita - Labuan.

Setelah puas bermain di pantai saya dan teman-teman langsung bergegas untuk mengobati rasa lapar kami. Maklum perjalanan membutuhkan waktu kurang lebih satu jam untuk mencapai tempat tersebut. Bagi kami hal tersebut bukan masalah, mengingat bayangan otak-otak gendut dan aneka seafood segar yang sudah menanti saat kami tiba nanti.

Kepulan asap dari tempat pembakaran yang ada di area depan rumah makan menjadi pertanda kehadiran RM Bu Entin. Beberapa pekerja Bu Entin sedang sibuk mengipas aneka satai seafood yang berjejer. Wuih... belum apa-apa saya sudah menelan air liur melihat aneka seafood segar yang sedang dibakar.

Saat terakhir mengunjunginya, rumah makan ini masih berpenampilan sederhana dan kini jadi tampak lebih bagus dan nyaman. Bahkan jejak renovasi masih tertinggal di bagian dalam tempat bersantap. Jejeran satai seafood ditaruh dalam etalase kaca besar wuih... sangat memancing selera. Untuk lauk-pauk pelengkap lainnya seperti sayuran urap, telur, tempe, balado terong, pepes tahu ditaruh dalam etalase lainnya.

Di tempat ini pengunjung tak perlu repot memesan makanan. Karena saat duduk sang pelayan akan langsung menyodorkan sepiring otak-otak dan bumbu kacang. Wah, tanpa dikomando kami pun langsung menyerbu otak-otak yang masih dalam keadaan mengepul hangat tersebut. 

Memang awalnya RM Bu Entin terkenal akan sajian otak-otaknya. Saat menyobek bungkusan daun pisang yang membalutnya hmm... tampak daging otak-otak yang gendut. Teksturnya kenyal dengan rasa ikan yang kuat saat dikunyah benar-benar membuat ketagihan. Apalagi setelah dicocolkan ke sambal kacang nyam nyam... pedas gurih enak! 

Saat asyik menikmati otak-otak, sang pelayan kembali membawa wadah besar berlapis daun pisang yang diatasnya terdiri dari beragam satai seafood. Ada cumi bakar, udang bakar, dan ikan kuwe bakar yang ditusuk dalam sebatang bambu. Sajian ini dilengkapi dengan sambal tomat dan sambal kecap. Kami pun menambah pepes tahu dan urap sebagai pelengkap.

Setusuk satai udang berisi 4 buah udang berukuran sedang. Tak perlu repot-repot memakai sendok garpu, karena menyantapnya mengunakan tangan makin membuatnya terasa nikmat. Kesegaran udang pun saya rasakan saat menyuapkan dagingnya yang kenyal ke dalam mulut hmm... rasanya manis sekali. Makin lezat saat dicocolkan ke sambal tomat yang terasa asam pedas. Begitu pula dengan cumi-cuminya, saat dikunyah tidak terasa alot sama sekali. Alhasil beberapa tusuk udang dan cumi telah berpindah ke dalam perut.

Untuk ikan kuwe disajikan dengan ukuran cukup besar sehingga harus dieksekusi beramai-ramai. Favorit saya adalah mencocolkan dagingnya ke sambal kecap. Eits, saking semangatnya menyantap hidangan hampir saja saya terkena ranjau rawit yang ada di dalam pepes tahu.

Yang unik sebagai pelengkap disajikan satu keranjang bambu lalapan komplet. Daun kenikir, poh-pohan, terung, kemangi, kacang panjang, timun dan tauge pendek. Tentu saja rasanya makin dahsyat saat dicocol dengan sambal sambal tomat yang asam segar.

Aneka seafood ini bukan hanya rasanya yang lezat, bahkan tangan yang digunakan untuk menyantapnya langsung pun bebas dari berbau amis. Untuk makan aneka seafood ini, kami berempat cukup menghabiskan Rp 150.000,00. Yang paling mahal adalah ikan kuwe yang dihargai Rp 30.000,00/tusuk, udang bakar Rp 15.000,00/tusuk, dan Rp 12.500/tusuk untuk cumi bakar, dan Rp 1500,00 buah untuk otak-otak.

Nah, jika lain kali jalan-jalan ke kawasan pantai Carita dan Labuan pokoknya RM Bu Entin wajib untuk disambangi. Dijamin bakal ketagihan! 

RM Ibu Entin
Spesialis Otak-Otak
Jl. Raya Labuan, Encle
Banten
(Samping Kantor Kecamatan Labuan)
Telp: 0253-802467
HP: 081321665500

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Apem Putih Khas Pandeglang


Satu lagi makanan yang cocok menemani anda berbuka puasa. Makanan khas Pandeglang yang satu ini mudah ditemui saat bulan Ramadan. Warnanya putih bersih berbentuk kotak bertekstur kenyal. Rasa asam pada kuliner tradisional ini tidak lagi terasa saat dicocol dengan kinca (gula merah cair) atau sirup aneka rasa.

Proses pembuatannya awalnya bahan baku seperti beras direndam selama dua jam. Kemudian, beras digiling menjadi tepung dan dicampur dengan tape. Setelah adonan tercampur, selanjutnya diulek dan diberi air secukupnya, adonan dimasukkan ke dalam cetakan dari daun pisang sepet untuk dikukus sampai matang. Lalu siap disajikan.
Olahan ini dapat dijumpai di jajaran para penjual apem khas Cimanuk di Pasar Pandeglang, atau datang langsung ke pasar Cimanuk. Harganya pun terjangkau, hanya dengan Rp5000 Anda bisa membawa pulang apem putih. Apem putih juga cocok menjadi pilihan oleh-oleh berkunjung ke Pandeglang.


Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Ini kue pasung dari pandeglang


Sama seperti Jojorong, tidak ada yang tahu pasti mengapa kue ini dinamakan kue Pasung, hanya saja nama tersebut memang nama khas orang Sunda. Kue Pasung ini juga terbuat dari tepung beras, hanya saja ada adonan kue ini terdiri dari dua adonan, campuran tepung beras dan gula aren/merah, kemudian adonan tepung sagu dan santan untuk membuatnya jadi kenyal. Biasanya di dalam adonannya selain tepung beras, gula aren/merah, tepung sagu dan santan yang diuleni, ditambahkan juga potongan kelapa atau nangka sehing kue-nya lebih bertekstur dan wangi. Yang unik dari kue ini memang bentuknya yang menyerupai corong. 

Kalau daun pisang pada jojorong di bentuk kotak seperti nampan kecil, pada Pasung daunnya digulung seperti corong atau contong. Teknik memasaknya juga unik, adonan tepung beras dan gula merah dimasukkan sebanyak ¼ kedalam contong kemudian dikukus sampai mengeras kemudian diangkat dan masukkan adonan santan dan tepung sagu kemudian kukus lagi sampai matang kurang lebih 15 menit. Coba gigit pelan-pelan kue ini dari bagian paling atas, kamu akan merasakan lelehan gula aren yang manis dan tekstur adonan yang tidak terlalu kenyal. Lembut dan terasa aroma kelapanya, kemudian gigit sampai habis manisnya gula aren semakin berpadu dengan kenyalnya adonan tepung beras. Sluuurrrpp saya nulisnya sampai ngiler-ngiler ini.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Kue jojorong Khas Pandeglang


Banyak yang bilang kue ini seperti putri. malu, dibalik putihnya adonan tepung berasnya, coba sendok sedikit sampai kebagian dalamnya, kemudian kamu pasti akan menemukan harta karun berupa lelehan gula aren yang menggoyahkan lidah dan matamu seketika. 

Pembuatan kue ini juga sangat mudah, hanya butuh mencampurkan tepung beras dan santan kelapa mentah kemudian kita siapkan ‘ tempat atau mangkuk kuenya yang berbetuk persegi dan terbuat dari daun pisang dengan ujung-ujungnya di steples atau disemat dengan tusuk gigi. Kemudian masukkan gula aren atau bisa juga gula merah yang sudah dimasak hingga sedikit mengental namun tidak terlalu cair, baru masukkan adonan santan dan tepung berasnya, kemudian dikukus sekitar 15 menit. Uniknya Jojorong ini, kita memang seperti menebak-nebak seperti apa asli kuenya. Secara kasat mata, kue ini dari atas terlihat kaku, tapi saat disentuh dengan sendok, cussss bagian atas kue akan pecah karena memang bertekstur lembut seperti air dan bagian dalam agak sedikit lengket bergula merah.
Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Angeun Lada Pandeglang


Angeun Lada atau sayur lada, masakan berupa sayur yang dicampur dengan daging kerbau atau sapi dan menggunakan daun khas bernama daun walang yang wanginya sangat menyengat seperti binatang walang sangit.

Rasa masakan ini sangat kaya rempah dan pedas, tak salah disebut sayur lada, karena kuahnya seperti dicampur beribu lada. Sayur ini sangat terkenal di Pandeglang, karena hanya disini tumbuh daun Walang. Karena saking jarangnya orang yang memiliki tanaman Walang, sayur Angeun Lada ini juga sudah jarang ditemui di Banten. Dulunya sayur ini juga disajikan di acara tertentu seperti tahlilan, aqiqah, atau tasyakuran.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Balok Khas Babakan


Kue Balok adalah khas makanan dari Menes, sebuah kecamatan di Kabupaten Pandeglang Banten. Kue Balok adalah sejenis makanan yang terbuat dari singkong, berbentuk segi empat layaknya kotak, dan berwarna putih. Lembek bila disentuh dan kenyal bila sudah berada di mulut. Itulah kue Balok.

Yang unik dan khas dari makanan ini adalah penambahan dua bumbu yaitu bawang goreng yang dicampur sejenis minyak, diolesi tepat diatas potongan balok ini, tak lupa ditambah serundeng diatasnya. mau tahu rasanya? Yang jelas kalau makan satu, pasti pingin nambah rasanya.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Otak-otak Pandeglang


Banten memiliki aneka ragam kuliner yang luar biasa banyaknya. Salah satunya adalah otak – otak. Otak-otak merupakan penganan khas daerah yang berada di sekitar pantai. Jenis ini adalah salah satu bentuk pemanfaat potensi sumber daya alam berupa ikan yang melimpah, sehingga dapat memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat setempat. Labuan – Pantai Carita dan sekitarnya adalah salah satu daerah yang memiliki makanan jenis ini. Otak-otak dari Labuan sudah terkenal kelezatannya sampai keluar wilayah Banten.

Teksturnya yang lembut karena terbuat dari ikan Tenggiri yang diaduk merata dengan tepung tapioka (aci), santan, bawang putih, merica, gula pasir dan garam, serta aroma yang timbul dari daun pisang -sebagai pembungkusnya- terbakar diatas arang akan menimbulkan aroma yang sangat menggugah selera. Selain sebagai pendamping nasi, otak-otak kebanyakan dimakan tanpa nasi dengan sambal kacang yang diasang dan ditambah bumbu lain, penyajiannya bisa dicocol atau ditaburkan diatas piring.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Pantai Tanjung Lesung


Pantai Tanjung Lesung terletak di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Dinamakan Pantai Tanjung Lesung karena lokasinya berupa daratan yang menjorok ke laut mirip ujung lesung, yaitu salah satu alat yang digunakan masyarakat tradisional Nusantara untuk menumbuk padi.

Posisi pantainya yang tidak menghadap langsung ke samudera lepas membuat tiupan angin dan deburan ombak kawasan ini tidak terlalu besar, sehingga wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas, seperti berenang, berperahu, bermain jetski, dan snorkling. Memancing merupakan aktivitas menarik lainnya, karena kawasan ini merupakan rumah bagi banyak ikan.

Bila bosan berada di pantai, wisatawan dapat mengunjungi desa wisata yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai pengrajin patung badak bercula satu (fauna khas Banten) dan minuman dari daun sirih, atau melihat-lihat kehidupan nelayan di Kampung Cipanon.

Tanjung Lesung, Kenali dan Kunjungi Objek Wisata di Pandeglang Berkunjung ke Tanjung Lesung bersama keluarga cukup seru dan riang. Dengan pasir putihnya yang halus dan lembut. Tanahnya cukup luas sekitar 15 km, cukup untuk dijadikan berbagai kegiatan seperti berjemur, bermain bola voli. Dan karena daerah tanjung lesung ini tidak langsung menghadap ke samudera lepas sehingga angin bertiup cukup tenang dan ombak tidak cukup keras. Kita bisa melakukan aktivitas seperti berenang, berperahu, jetski, snorkling, ataupun memancing.

Masih banyak lagi tempat yang patut anda kenali dan kunjungi objek wisata di Pandeglang. Macam kawasan pantai Bama, Pantai Ciputih, Pemandian Cikoromoy, Pemandian air panas belerang Cisolong, Pemandian alam Citaman, Wisata gunung Karang, dan Taman Nasional Ujung Kulon.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id/

Gunung Pulosari Pandeglang


Gunung Pulosari adalah gunung berapi di Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pandeglang, Banten, Indonesia. Walaupun tidak ada data letusan yang pernah terjadi, tapi terdapat aktivitas fumarol yang terjadi di dinding kaldera dengan kedalaman 300 meter.

Gunung pulosari menyuguhkan keindahan alam berupa hutan, air terjun, kawah serta puncak gunung yang sangat indah. Pengunjung akan dimanjakan dengan pemandangan disekitar track pendakian. Titik awal pendakian di mulai dari desa cilentung sekitar 2 – 3 jam perjalanan. Di waktu-waktu tertentu seperti liburan gunung pulosari banyak dikunjungi para pendaki baik dari Kabupaten Pandeglang atau pun luar Kabupaten Pandeglang.

Menurut Sajarah Banten, sesampai di Banten Girang, Sunan Gunung Jati dan puteranya, Hasanuddin, mengunjungi Gunung Pulosari yang saat itu merupakan tempat kramat bagi kerajaan. Di sana, Gunung Jati menjadi pemimpin agama masyarakat setempat, yang masuk Islam. Baru setelah itu Gunung Jati menaklukkan Banteng Girang secara militer. Kemudian dia menjadi raja dengan restu raja Demak. Dengan kata lain, Gunung Jati bukan mendirikan kerajaan baru, tapi merebut tahta dari kerajaan yang sudah ada, yaitu Banten Girang.

Di Museum Nasional Indonesia di Jakarta terdapat sejumlah arca yang disebut "arca Caringin" karena pernah menjadi hiasan kebun asisten-resisten Belanda di tempat tersebut. Arca tersebut dilaporkan ditemukan di Cipanas, dekat kawah Gunung Pulosari, dan terdiri dari satu dasar patung dan 5 arca berupa Shiwa Mahadewa, Durga, Batara Guru, Ganesha dan Brahma. Coraknya mirip corak patung Jawa Tengah dari awal abad ke-10.

Diperkirakan Gunung Pulosari adalah tempat kramat Kerajaan Sunda, yang pernah ada antara tahun 932 dan 1030 di bagian utara Provinsi Banten sekarang.

Sumber: http://disbudpar.pandeglangkab.go.id

SENTRA EMPING DAN KECEPREK MENES, PANDEGLANG "Buah Karya Kaum Hawa


Berawal dari coba-coba, pembuatan emping melinjo kini menjadi tumpuan ekonomi warga Kecamatan Menes, Pandeglang, Banten. Usaha emping melinjo berkembang karena bahan baku yang melimpah. Uniknya, pengolahan melinjo di Menes dilakoni oleh kaum hawa.
Menes dikenal sebagai daerah penghasil emping dan keceprek. Daerah ini merupakan nama kecamatan di Kabupaten Pandeglang, Banten. Di Kecamatan itu terdapat puluhan usaha skala rumah tangga yang mengolah biji buah pohon melinjo (Gnetum gnemon) menjadi emping dan keceprek.
Kini, usaha pengolahan biji melinjo itu menjadi pekerjaan dan sandaran para kaum hawa di sana. Mereka mengolah melinjo menjadi emping dan keceprek.

Oh, iya, ada perbedaan antara emping dan keceprek. Emping berbentuk bulat pipih dan biasanya dikemas dalam kondisi mentah. Adapun keceprek berbentuk bulat kecil dan sudah matang sehingga bisa langsung dimakan, dan terdiri dari berbagai macam rasa.
Saat datang ke Menes, banyak pohon melinjo atau akrab disebut tangkil (Sunda) itu terpelihara dengan rapi baik di halaman rumah, belakang rumah, hingga di pematang sawah. Oleh masyarakat Menes, pohon melinjo juga menjadi tanaman penyejuk rumah.

Tapi, peran penting pohon melinjo itu adalah nilai ekonominya. Sebab, biji melinjo bisa diolah menjadi emping dan keceprek yang laris di pasar. Sedangkan daun melinjo bisa diolah menjadi sayur.
Dalam mengolah melinjo, kaum ibu di Menes bekerja di saat waktu luang, semisal pagi hari dan sore hari. Tak hanya perempuan lanjut usia, banyak juga perempuan muda bahkan anak perempuan yang masih sekolah turut mengolah melinjo.

Eliyah, salah satu perempuan asal Menes pengolah melinjo, telah mempelajari mengolah melinjo sejak 11 tahun lalu dari salah seorang temannya yang menetap di Cilegon. "Melinjo yang ditanam di rumah saya waktu itu menjadi bahan percobaan," kenang warga Desa Tegalwangi, Menes itu.

Proses coba-coba itu ternyata mendatangkan rezeki. Saat ini, Eliyah memiliki tempat pengolahan melinjo sederhana yang diberi nama Fahri Mandiri. Dengan perlengkapan sederhana juga, saban hari ada 15 orang perempuan yang membantunya mengolah melinjo. "Yang bekerja saya kasih uang Rp 100.000, terkadang bisa Rp 200.000," tutur Eliyah.

Selain Eliyah, ada juga Sarmiah, yang mengumpulkan perempuan tetangga untuk mengolah melinjo. Sejak 2001, Sarmiah sudah memproduksi emping melinjo dan keceprek yang dipasarkan hingga ke luar kota. "Pembeli biasanya datang dari Tangerang maupun dari Jakarta," ungkap Sarmiah.
Tak hanya Eliyah dan Sarmiyah yang melakoni usaha pembuatan emping dan keceprek itu. Banyak kaum hawa lain yang memiliki yang mengolah emping sendiri dari pohon melinjo yang ditanam di sekitar rumah mereka.

Namun, banyak juga perempuan Menes yang mengerjakan emping melinjo milik Eliyah. Saban pagi mereka datang ke rumah Eliyah dan mengambil biji melinjo. Mereka mengolahnya menjadi emping di rumah masing-masing. Hasil olahan itu lantas diserahkan lagi ke Eliyah untuk dikemas dan dijual. Eliyah bilang, setiap pekerja itu mendapat upah Rp 3.000 per kilogram.

Sumber: http://peluangusaha.kontan.co.id

Curhat Nelayan Pandeglang pada Jokowi


Dari lokasi proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, Presiden Jokowi menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Panimbang.

Di sana, dia mendengarkan keluhan dari masyarakat. Khususnya soal perolehan ikan dan mahalnya biaya melaut para nelayan. Seperti yang diungkapkan seorang nelayan, Cali kepada Jokowi.

"Selama ini nelayan Panimbang nggak bisa berkembang secara ekonomi, soalnya semua fasilitas melaut diharuskan menyewa. Tidak ada yang tidak menyewa, semuanya menyewa," kata Cali (50) di TPI Panimbang, Pandeglang, Banten, Senin (23/2/2015).

Menurut dia, mulai dari perahu hingga waring (jaring) yang digunakan untuk mereka melaut harus didapatkan dari menyewa di langgan (pemilik fasilitas melaut). Ditambah, biaya solar juga harus ditanggung sendiri oleh para nelayan.

"Jika lagi beruntung kita dapat Rp 3 juta atau hanya Rp 2 juta, dan itu pun kalau kita bawa pulang paling hanya Rp 150 ribu-200 ribu saja," ujar Cali.

Kelihan juga datang dari nelayan lain, Rosadi (25). Dia mengaku, belum pernah ada bantuan yang datang dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang.

"Saya harap sih ada bantuan drum juga buat buat bagan apung, karena selama ini bagan apung juga kita nyewa," ucap Rosadi.

Para nelayan ini sangat berharap bantuan dari pemerintah pusat di bawah kepemimpinan Jokowi yang berencana akan memperkuat industri maritimnya. "Sejak 35 tahun saya melaut belum pernah sekalipun didatangi Presiden," ujar Rosadi.

Lalu apa kata Jokowi?  Mantan Gubernur DKI Jakarta itu berjanji memberikan bantuan bagi nelayan kecil. Bantuan tersebut berupa permodalan dan alat tangkap yang berguna untuk meringankan biaya melaut bagi nelayan kecil.

"Nanti biar Bu Susi (Menteri Kelautan dan Perikanan) aja yang ke sini. Biar bisa menjelaskan kepada seluruh nelayan. Tadi lupa, nggak saya ajak. Yang tadi ikan asin, sudah dibantu Rp 30 juta. Saya bantu (nelayan) Rp 50 juta supaya semua dengar," ucap Jokowi.

"Saya kirim bantuannya lewat Bu Susi, untuk bantuan jaring dan lain-lain saya kasih ke ketuanya (nelayan)."

Pada akhir blusukannya, Jokowi tak lupa membagikan buku tulis kepada para pelajar di sana. Dia juga membagikan beras 5 kilogram kepada nelayan. (Ndy/Yus)

Sumber: http://news.liputan6.com

Penderita Tumor Butuh Uluran Tangan

MALANG nian nasib Ny. Tumini (40), warga Kampung Cibintarok, Blok Masjid Agung RI, RT 03 RW 03, Desa Pangkalan, Kecamatan Sobang, Kabupaten Pandeglang. Selama bertahun-tahun ia mederita tumor di perutnya.

Pernah dioperasi namun penyakitnya kembali kambuh bahkan makin membesar. Karena keterbatasan biaya saat ini ia hanya diobati obat warung, Tumini hanya bisa terbaring le­mah di rumahnya. Tidak jarang hanya untuk se­kadar makan sebagai pe­nyam­bung hidup sehari-hari ia hanya mengandalkan belas kasihan dari tetangga.

Salah seorang tetangga Tumini, Ocha mengatakan, Tumini pernah menjalani pengobatan bahkan hingga menjalani operasi di tahun 2014. Akan tetapi penyakitnya kambuh lagi di awal tahun 2015 dan pihaknya berharap dari pemerintah daerah agar mau mengurkan tangannya untuk membantu Tumini yang sedang kesusahan.

“Tahun kemarin (2014) Ibu Tumini pernah dioperasi di Rumah Sakit Serang. Namun awal tahun ini tumornya tumbuh lagi bahkan makin membesar. Jangankan untuk oprasi untuk makan saja Ibu Tumini kesusahan,” ujar Ocha Kepada Kabar Banten, Rabu (11/03/2015) Kemarin.
Ia menjelaskan, saat ini Tumini hanya terbaring lemas sendirian di rumahnya karena ia sudah tidak memiliki suami yang menafkkahi dirinya. Sebenarnya ia memiliki satu anak laki-laki, sedang bekerja di Jakarta dan jarang pulang, sehingga yang merawat Tumini tetangga terdekat.

“Di rumahnya sendirian, kasian. Gak punya suami. Ada anaknya juga lagi kerja di Jakarta. Kalo makan, paling ada tetangga yang kasian suka ngasih makanan seadanya,” tambahnya.
Diketahui, Tumini su­dah tercatat sebagai peme­gang kartu Jamkes­mas. Namun ketika akan dipakai untuk berobat, menurut Ocha, tidak bisa digunakan atau ditolak oleh pihak klinik dan rumah sakit tanpa alasan yang jelas. Kini Tumini hanya terbaring sambil meratapi nasibnya.(Jajat Permana/KB)***


sumber: http://kabar-banten.com

Bupati Pandeglang Resmikan Tiga Puskesmas

           Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi meresmikan tiga UPT Puskesmas yakni UPT Puskesmas Perdana Mekarsari, Puskesmas Angsana, dan Puskesmas Carita, Rabu(18/03).
Dalam sambutan pembukaanya Bupati Pandeglang Erwan Kurtubi mengatakan bahwa pembangunan fasilitas kesehatan bukan hanya tanggung jawab Pemerintah Deerah melainkan tanggung jawab kita semua “kita patut mensyukuri bahwa pembangunan UPT puskesmas ini dpat berjalan dengajn lancar, lain hal, saya meminta untuk  Sumber Daya Manusia bekerja penuh hati, tidak boleh setengah-setengah ,apakah artinya bila bangunan puskesmas ini bagus dan kokoh jika sumber daya manusianya tidak memungkinkan, kita harus membekali diri dengan akhlak yang mulia dan etos kerja yang baik, layani pasien dengan baik siapapun mereka” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang Deden Kuswan menjelaskan bahwa kami bukan hanya membangun UPT Puskesmas saja melainkan Merehabilitasi Puskesmas, Poskesdes, Rumah Dinas Para Dokter, dan di 2016 kami akan terus membangun fasilitas kesehatan , kareana jika fasilitas kesehatan memadahi, pelayan kesehatan pun akan semakin mantap “dengan meninmgkatkan kinerja kita semua pelayanan kesehatan akan lancar , mudah-mudahan tidak ada lagi keluhan keluhan oleh pasien dikarenakan pelayanan kita kurang bagus” jelasnya.
Hadir dalam acara ini Anggota DPRD komisi IV Kabupaten Pandeglang, Asisten Daerah bidang Ekonomi dan Pembangunan Iskandar, Camat Angsana ,Camat Carita, Camat Sukaresmi dan para Kepala UPT Puskesmas se-Kabupaten Pandeglang.

Sumber: http://www.pandeglangkab.go.id
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com